Semangat Muharram dan kemerdekaan sebagai refleksi diri


Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia dalam keadaan merugi. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Demikianlah makna dari  QS. Al-'Asr yang artinya Masa atau Waktu. Surat yang terdiri dari tiga ayat dan berisikan peringatan Allah tentang keadaan manusia yang merugi kecuali beramal soleh.
Dibulan Agustus 2020 ini ada dua momentum penting yang kita alami.

 Yang pertama adalah Peringatan Tahun Baru Islam (Hijriyah) yang sering kita sebut dengan bulan Muharram. Sedangkan yang kedua adalah peristiwa Kebangsaan yang diperingati sebagai Hari Ulang Tahun  (HUT) Kemerdekaan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke 75.

Dua hal tersebut merupakan peristiwa yang penuh hikmah dan makna berharga jika kita renungkan sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT.  Keduanya menceritakan tentang sejarah yang dapat kita ambil beberapa pelajaran penting untuk diamalkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
 Setidaknya ada dua semangat yang harus ada dalam pribadi kita sebagai  Ummat Rasulullah SAW dan Warga Negera yang baik.

1. Semangat Tahun Baru Islam

Tahun baru Islam bukanlah sekedar peringatan seremonial, akan tetapi harus kita renungkan bahwa dunia ini sudua mulai tua dan pikun, umur kita juga semakin berkurang. Maka supaya kita tidak menjadi manusia merugi, kita harus sering intropeksi diri. Bulan Muharram yang menjadi awal tahun baru Hijriyah tidak ada artinya jika kehidupan kita tidak peningkatan alias jalan ditempat.
Ada 2 Gerakan yang harus kita laksanakan didalam semangat tahun baru Islam tersebut.

Pertama Gerakan perubahan menjadi lebih baik

Kenapa saya sebut gerakan? Itu artinya dilakukan secara bersama sama. Untuk melakukan kebaikan jika bisa dilakukan secara bersama atau berjama'ah kenapa harus sendiri. Maka dari itu kita sebagai makhluk sosial harus mampu bergotong royong, bersatu, bahu membahu melakukan perubahan yang lebih baik.

 Sesuatu yang dilakukan bersama sama akan terasa ringan jika dibandingkan dengan sendirian. Banyak hal yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah menghidupkan kembali Organisasi yang lama vakum dengan kegiatan kegiatan Sosial keagamaan, Melakukan Gerakan Kepedulian terhadap sesama, Menggerakkan segala potensi yang ada agar menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengingatkan lima hal sebelum datang lima hal, yakni: Gunakan waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Gunakan masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. Selanjutnya, manfaatkan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.

 Terakhir, manfaatkan hidupmu sebelum datang matimu. Kelima perkara tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Pergunakan semuanya untuk berbuat kebaikan. Sebelum lima perkara lainnya tiba. Kesempatan untuk berbuat baik, semakin berkurang. Misalnya manfaatkan masa kayamu untuk beramal shaleh dan membantu sesama.

Kedua Gerakan Belajar Bersama dalam Tholabul Ilmi

Dalam sebuah kehidupan kita tidak pernah terlepas dari yang namanya belajar. Semua hal pasti diawali dengan kata "Belajar". Belajar membaca, belajar berbicara, belajar menulis dan belajar mendengar. Belajar mengenal dan mengingat, belajar memperbaiki dan menjadi lebih baik.

Belajar hakikatnya tidak mengenal waktu dan tempat. Karena menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Mereka yang menuntut ilmu akan mendapat ganjaran pahala dan derajat tinggi di sisi Allah Ta'ala.

Maka Semangat Muharram harus kita gunakan untuk tetap belajar bersama dan sama sama belajar dalam menyikapi kehidupan dengan berbagai masalah dan peristiwa yang ada. Karena sesungguhnya setiap peristiwa ada pelajaran berharga yang Allah berikan agar kita mampu untuk merenungkan dan hakikat tujuan hidup yang sebenarnya.

2. Semangat Kemerdekaan

Kata merdeka tentu sering terdengar ditelinga kita. Namun pernahkah kita membayangkan betapa sulitnya memperoleh sebuah kemerdekaan yang haqiqi. Sepeti halnya yang diperoleh Bangsa kita yang sebelumnya selama 350 tahun dijajah oleh bangsa lain (Belanda).

 Sebuah peristiwa yang penuh dengan penderitaan, penindasan, tantangan, perjuangan dan kebersamaan untuk mencapai sebuah puncak kemerdekaan yang berhasil disampaikan lewat sebuah teks proklamasi 75 tahun yang silam. Para pahlawan dan pendahulu kita berjuang mengangkat senjata dengan berkeringat darah air mata sepenuh jiwa raga demi mendapatkan kedaulatan negara yang berkeadilan.

Hari ini kita harus bersyukur bisa menikmati kemerdekaan tersebut. Maka selain menghargai jasa para pahlawan dan mendoakan mereka agar kelak mendapatkan tempat terbaik disisi Nya, maka semangat kemerdekaan ini harus kita isi dengan hal hal Positif.

 Ada 3 rasa didalam menggelorakan semangat kemerdekaan diantaranya adalah ;

Pertama Cinta Tanah Air

Sebagai generasi penerus para pejuang, kita harus bangga dan cinta terhadap NKRI. Karena apa yang pernah dikatakan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari Bahwa Hubbul Wathan Minal Iman. Cinta Tanah Aie adalah sebagian dari Iman. Maka kita sebagai para pemuda masa kini harus mampu menunjukkan rasa cinta tanah air. Bukti bahwa kita cinta tanah air adalah dengan mengamalkan butir sila dalam Pancasila. Seperti halnya Menghargai perbedaaan dalam beragama, meningkatkan jiwa kepedulian sosial terhadap sesama, memupuk persaudaraan dan menjalin silaturahmi untuk mewujudkan persatuan Indonesia. Serta menghargai keberagaman sebagai wujud Bhineka Tunggal Ika.

Kedua Rasa Perjuangan

Sebuh perjalanan hidup tak akan terasa jika tidak disertai dengan perjuangan. Sebab perjuangan adalah sebuah proses untuk meraih sebuah cita cita. Jika para pendahulu kita berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan, maka hari ini kita harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut.

Berjuang adalah berusaha mendapatkan apa yang belum kita dapatkan, berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Perjuangan ini belum selesai jika masih ada saudara kita yang kelaparan, perjuangan ini belum selesai jika masih ada saudara kita yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, perjuangan ini belum selesai jika saudara kita masih hidup monoton tanpa adanya perubahan.

Ketiga Rasa Persatuan

Indonesia bisa merdeka karena adanya persatuan bukan persaingan. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Jenderal Besar Sudirman.  "Jika ingin menang maka harus kuat, jika ingin kuat maka harus bersatu dan jika ingin bersatu maka harus bersilaturahmi,"

Indonesia yang bersatu lewat keberagaman dan Bhineka Tunggal Ika adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT. Tidak ada Negara sebesar Indonesia yang bisa Hidup rukun tanpa perpecahan.

Maka jika ada salah satu kelompok atau golongan yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan umat di Indonesia ataupun ingin mengubah Ideologi bangsa dan dasar Negara yang berlandaskan  Pancasila dan UUD 1945, maka sesungguhnya mereka tidak pernah membaca sejarah kebangsaan.

Oleh Sutrisno Akbar (Wakil sekretaris PAC Ansor Krembung)

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close